Idealismemu
Penentu Wajah Indonesia Mendatang
created by Innaya Tiara Puspa
“Demokrasi
adalah pemerinthan dari rakyat ,oleh rakyat ,untuk rakyat”
(Abraham Lincoln)
“Beri aku 1000 pemuda, maka aku akan memindahkan gunung dan beri aku
10 pemuda yang cinta tanah air, maka akan kuguncangkan dunia”
(
Ir.Soekarno )
“Demokrasi” sebagai corong utama aspirasi
Indonesia
merupakan negara kepulauaan yang terdiri kurang lebih 13.000 pulau dari sabang
sampai mearauke. Negara
kepulauan ini tentunya dihuni oleh ratusan juta penduduk yaitu kurang lebih 250
juta penduduk yang tersebar di 34 provinsi. Dengan latar belakang kehidupan, budaya, agama, ras, dan suku yang
berbeda-beda. Rakyat menyatukan aspirasinya lewat demokrasi. Demokrasi menjadi cara
hidup bangsa indonesia untuk dapat terus memajukan bangsanya. Kebebasan berpendapat
membuat masyarakat kini lebih bebas berekspresi dan berinteraksi dalam hal
pemerintahan dan mengisi kemerdekaan.
”Pemerintahan dari
rakyat,oleh rakyat,dan untuk rakyat” itulah slogan yang sering kita dengar. Tetapi
“untuk rakyat”, sepertinya dampak positif demokrasi belum
terlihat jelas dari kacamata masayarakat, masih terlihat abu-abu.
Kebijakan-kebijakan untuk rakyat masih tidak terarah dan tidak terealisasikan dengan baik di lapangan.
Pelayanan publik pun masih tidak dapat dirasakan hingga kalangan terbawah. Apa
yang sedang terjadi pada demokrasi indonesia masa kini? Padahal Demokrasi menjadi corong
utama dalam pengambilan kebijakan-kebijakan
dari kalangan atas hingga kalangan terbawah. Realisasi jalannya demokrasi dalam kehidupan bangsa ini mulai
goyah seperti kapal yang berlayar ditengah ombak yang ganas
dan angin yang kencang.
Masyarakat
indonesia adalah masyarakat majemuk yaitu masyarakat yang terdiri atas
kelompok-kelompok yang hidup bersama dalam suatu wilayah ,tetapi terpisah
menurut garis budaya agama dan budaya masing-masing dengan berbagai perbedaan.
Masyarakat menjadi elemen terpenting dalam demokrasi. karena merekalah pemegang
kekuasaan sepenuhnya. Suara dan aspirasi mereka sangat menentukan kehidupan
indonesia kedepannya. Sifat optimisme menjadi hal penting yang harus dibudidayakan dalam
demokrasi ini. Semakin
maraknya masyarakat yang tidak percaya akan kemajuan bangsa, membuat bangsa ini
miskin komitmen dan kaburnya peta kehidupan negara ini.
“Muda
berpengaruh” itulah Agent of Change
Pemuda
merupakan kelompok terbesar yang paling berpengaruh dalam demokrasi. Mengapa?
Karena jumlah pemuda yang sangat mendominasi sekitar 64 juta orang, sangat mempengaruhi keberhasilan
atau kemunduran negara ini. Sejarah
mencatat, bahwa
perubahan mendasar sejumlah negara dimotori oleh kaum muda. ”Beri aku 1000 pemuda, maka aku akan memindahkan gunung dan beri aku
10 pemuda yang cinta tanah air, maka akan kuguncangkan dunia” Itulah pandangan Pak Soekarno dalam melihat
pemuda sebagai “Agent
of Change”. Demikian pula fase
periodisasi sejarah perkembangan bangsa indonesia yang diawali oleh isu
nasionalisme yang dimotori kaum muda yang tergabung dalam kelompok “Boedi
Oetomo” pada tahun 1908, sumpah pemuda pada
tahun 1928, dan puncaknya adalah tahun 1945.
Karena desakan para pemuda, identitas kemerdekaan
indonesia diproklamirkan menjadi NKRI yang berdaulat. Pada tahun 1966
golongan mahasiswa menyerukan semangat
perubahan dengan terbentuknya tritura yang mendesak agar rezim orde lama
menjadi rezim orde baru. Sampai akhirnya para pemuda meruntuhkan pemerintahan
orde baru akibat produk hukum yang dijalankan bersifat otoriter. Dan pada tahun-tahun
selanjutnya kaum muda menjadi pelopor bangsa dalam perubahan.
Perubahan
yang dikawal oleh kaum muda tersebut
merupakan suatu wujud aksi nyata dan kontribusi pemuda dalam demokrasi Indonesia dari zaman dahulu
hingga sekarang. Mereka
bersatu untuk kepentingan bersama.
Tapi faktanya, demokrasi kini semakin tidak terurus karena prosesnya yang tidak
dijalankan dengan sebaik-baiknya.
“Agent of change” yaitu pemuda, sudah kehilangan jati
dirinya sebagai pelopor perubahan. Menurunnya ketangguhan moral pemuda pada saat
ini sangat berdampak pada kemajuan negara ini.
Ditambah lagi
kemerosotan moral yang menyelimuti para politikus dalam hal suap, manipulasi, money
politic, korupsi, kolusi, dan nepotime. Hal
tersebut berdampak pada idealisme masyarakat. Maraknya serangan fajar yang terjadi diberbagai daerah Indonesia,mulai
merobohkan idealisme masyarakat. Masyarakat tidak lagi memilih dengan hati
nuraninya, tetapi berapa yang mereka akan dapatkan, itulah prinsipyang sedang
terjadi di masyarakat. Masyarakat menajdi tangkapan utama untuk money politik
dan uanglah yang menjadi umpan lezatnya. Semakin marak serangan fajar yang
beredar menghiasi layar kaca. Sepertinya demokrasi Indonesia sudah menuju
kesesatan, semuanya dibeli dengan uang, uang, uang ! Tidak heran apabila yang
terpilih kadang tidak sesuai dengan pilihan masyarakat tetapi sesuai dengan
selera partai politik. Dan dampak akhirnya adalah terciptanya pemimpin dan
parpol yang koruptor serta masyarakat yang tidak terurus. Visi dan misi yang
diusungkan sebelum terpilih hanya iming-iming belaka. Menularkan kemerosotan
moral dimana saja.
Kacamata Pemuda
dari Dulu hingga Sekarang
Sejak
tahun 1945 hingga kini bangsa indonesia terus mencoba untuk menemukan sosok
demokrasi yang efektif bagi masyarakat
majemuk. Beberapa model dan jenis demokrasi telah dicoba dan ternyata belum
mampu menciptakan stabilitas pemerintahan negara yang sangat diperlukan bangsa
ini. Eksperimen terakhir yang dicoba adalah demokrasi mayoritas dan sistem pemerintahan
presidensial. Tetapi
demokrasi jenis ini sering menimbulkan ketidakstabilan politik negeri ini.
Ketika nilai-nilai demokrasi mulai diamnesiakan oleh para kalangan. Disinilah peran pemuda
agar lebih respontif dan solutif dalam menjalankan perannya sebagai agent of
change ,generasi pemuda adalah generasi produktif yang aktivitasnya harus
diarahkan sedemikian rupa agar bermanfaat bagi negara. Sendi-sendi kehidupan
suatu negara sangat
erat kaitannya dengan pemuda. Karena
pergerakan sendi-sendi kehidupan negara ini banyak dikontribusikan oleh para
pemuda. Mulai dari prestasi sampai keahlian-keahlian yang
membanggakan negara.
Salah
satu implementasi kontribusi yang
diberikan pemuda adalah partisipasi publik dalam mengawal pesta demokrasi saat
ini. Partisipasi publik
adalah suatu hal pokok yang harus diberikan pemuda terhadap bangsanya. Kaum
muda sebagai kelompok terbanyak dan berpengaruh, sangat mempengaruhi wajah
indonesia di masa mendatang. Pemudalah yang akan merubah iklim demokrasi ini
semakin membaik atau memburuk.
Pesta demokrasi ini menjadi ladang heroisme pemuda dalam menyumbangkan aspirasinya terhadap kemajuan
negara. Tapi dimasa kini, banyak pemuda yang bersikap apatisme, yaitu tidak banyak berbuat
dan hanya memepertahankan apa yang sudah ada. Tidak heran apabila
kegiatan-kegiatan pemuda dalam menyambut
pesta demokrasi dengan tidak
menjunjung tinggi nilai-nilai demokrasi.
Contohnya saja seperti, aksi
bakar-bakar ban di tengah jalan,
melempari
batu ke gedung-gedung pemerintahan,
tukang
demo dan provokator masalah ,
mendemonstrasikan hal yang tidak ada tujuannya, dan
lain sebagainya.
Semua dijalankan dengan
tidak sesuai nilai-nilai
yang berlaku. Semestinya pemuda harus bisa membuktikan untuk dapat menjalankan
suatu negara sesuai nilai-nilai yang mereka perjuangkan saat demonstrasi.
Menjelang
pemilu 2014 ini pemuda menjadi sorotan utama
karena sakala prioritasnya berjulah kurang lebih 64 juta .hal tersebut
merupakan hal sangat signifikan yang layak diperhitungkan bukan hanya dari
tingkatan partisipasi juga penentu pergerakan dan pembangunan politik di tanah
air. Pesta demokrasi saat ini seharusnya
menjadi ajang yang sangat penting bagi pemuda untuk lebih berfikir kritis dalam
menentukan pilihannya. Karena
mereka adalah persenan terbesar yang sangat menentukan siapa yang akan memimpin
indonesia?
Praktik
Demokrasi Menggaungi Kemerosotan Moral
Perkembangan
demokrasi indonesia memperlihatkan pembelokan yang sangat signifikan. Praktik
demokrasi di indonesia didominasi oleh para pemilik modal. Uang dijadikan
bahasa politik yang sudah umum, sedangkan masyarakat
masih hidup dalam belenggu kemiskinan.
Kemiskinan masyarakat inilah yang dimanfaatkan untuk
dapat dibeli suaranya. Suara dengan mudah dibeli dan dimanipulasi disetiap
tingkatan. Politik uang tumbuh
dan berkembang pesat karena partai politik gagal mengahsilkan calon yang
percaya diri. Pemilu dan money politic melekat dalam praktik demokrasi yang
dilakukan di indonesia saat ini.
Politik uang dijalankan dengan berbagai cara, baik dengan pemberian
uang secara langsung, lewat
paket, iming-iming
atau janji-janji manis, dan
yang sedang dikenal saat ini adalah serangan fajar. Inilah beberapa bentuk
kecurangan yang dilakukan dalam meraih kemenangan. Eksploitasi kemiskinan
masyarakat dilakukan secara masif oleh para politikus . Ketidakmampuan masyarakat
dalam mendapatkan uang dimanfaatkan
dengan pemberian uang secara instan. Tentu
praktik ini sangat mengancam jalannya demokrasi yang sebenar-benarnya. Pemberian
suara pun ternodai karena aksi tipu daya
sang politikus yang berbuat curang.masyarakat tidak lagi memilioh sesuai hati
nuraninya ,tetapi memilih berdasarkan
apa yang mereka terima sebelum atau sesduah pemilu . kecurangan ini
memhancurkan dan merobohkan idealisme masyarakat . Salah satunya adalah pemuda. Pemuda sangat karakteristik sebagai pemegang
idealisme, bertindak
netral, dan kritis melihat segala
pengaruh kebijakan-kebijakan yang ada. Pemuda
sangat terancam terjebak dalam
money politic .
Politik
uang menjadi kejahatan terbesar demokrasi yang meracuni fikiran masyarakat dan
merupakan akar segala kasus korupsi , suap, manipulasi, kolusi, dan nepotisme. Semua kekayaan dan
jabatan dengan mudah diraih dengan uang. Individu Parpol yang
ingin mengejar kekuasaan bukan untuk menjalankan tugasnya untuk mensejahterakan
masyarakat , menjadi perusak utama jalannya demokrasi ini .mereka belum mampu
mendidik kadernya untuk mengejar kekuasaan dengan cara yang baik dan benar.
Inilah yang membawa demokrasi indonesia dalam jurang keroboahan idealisme.
Jadilah
DAKNOTIS ( Muda, Aktif, Kreatif, Inovatif, dan Kritis )
Agar
praktik politik uang dalam pemilu tidak tumbuh dan berkembang, pihak-pihak terkait
seperti penyelenggra pemilu (KPU/D ,Bawaslu), pemerintahan ,partai
politik, LSM,
Mahasiswa, dan masyarakat harus mewaspadai praktik-praktik ini. Pelaksaan
pemilu harus dikawal secara ketat dan tegas. Pemuda harus berperan aktif dalam mensosialisasikan pemahaman
mengenai luberjurdil (langsung, umum,
bebas, rahasia, jujur, dan adil), pendidikan dan
pemahaman politik yang intens,
harus digalakkan secara masif
kepada masyarakat sebelum pemilu. Agar
para pemilih dapat memahami dan memaknai arti pemilu dan demokrasi dalam menentukan
kemajuan negaranya. Pemuda harus
peka terhdap lingkungan sekitarnya. Selalu mengantisipasi tanda-tanda
keberadaan money politic. Agar masyarakat tidak
mudah terjebak eksploitasi
dan kebodohan yang dilakukan para politikus
melalui politik uang.
Pemilih
muda yang cenderung sebagai aktivis dunia
maya terbanyak dapat memanfaatkan fasilitas internet
untuk untuk mencari segala informasi mengenai pemilu dan para calonnya. Dengan adanya program desa internet di masa kini,
maka pemuda-pemuda yang ada di desa sudah terjangkau oleh fasilitas internet. Mereka
dapat mengikuti perkembangan pemilu dan
mengkritisi pandangan politik dari setiap calon. Apa visi dan misinya? Bagaimana karteristiknya sebagai pemimpin? Apa
pandangannya mengenai indonesia? Mau dibawa kemana
indonesia ditangannya? Dan
apakah mereka mampu mempertahankan visi dan misi yang mereka gunjang-ganjingkan.
Ini lah pemuda, sebagai benih-benih pemilih yang cerdas harus memilih calon
yang berkualitas. Anggap lah pesta
demokrasi menyambut pemilu 2014 ini seperti pasar yang hanya muncul 5 tahun
sekali. Pasar tersebut menjual
berbagai produk. Sebagai produknya adalah
partai yang mempromosikan para calonnya
untuk kemajuan suatu negara. Kita sebagai pemuda yang cerdas dan kritis harus
membeli produk jasa yang
berkualitas untuk mengelola pemerintahan suatu
negara dan pelayanan publik. Yang
harus kita difikirkan adalah produk mana yang akan
kita beil? Kita
berhak memberi saran, masukan, komplain, dan tuntutan apabila
produk tersebut tidak sesuai standar dan aturan. itu lah demokrasi “Dari rakyat,oleh rakyat,dan untuk
rakyat”.
Sentuhan idealisme dan pemikiran
kritis yang dimotori oleh kaum muda yaitu kaum-kaum
intelektual,
semestinya semakin
membawa nuansa baru dan penuh perubahan dalam membangun indonesia yang lebih
baik dalam proses demokratisasi.
Dengan cara-cara yang baik dan benar dimulai dari cara berorasi yang baik,
menggalakkan kegiatan-kegiatan kepemudaan, menggalakkan soasialisasi pemahaman
politik dan money politic kepada warga, mempromosikan para calon dengan aksi
yang berdampak positif seperti tanam 1000 pohon, dan menjalankan kewajiban
dalam mengisi kemerdekaan melalui hal prestasi atau keahlian, dan berupaya
menjadi pemuda yang aktif, inovatif dan kreatif dalam memberi
perubahan-perubahan yang baik bagi bangsa.
Jadi dapat ditarik kesimpulan dari berbagai permasalahan
dan solusi diatas bahwa,
1.
Demokrasi
merupakan corong utama aspirasi dari masyarakat tanpa membedakan suku, ras,
etnis, agama, dan budaya. Demokrasi
merupakan cara hidup bangsa dalam menentukan kemajuan atau kemunduran suatu
negara. Berbagai model dan jenis demokrasi sudah pernah dicoba di Indonesia.
Dan sampai akhirnya, saat ini Indonesia memakai demokrasi mayoritas yang
menimbulkan ketidakstabilan politik dalam negeri ini.
2.
Menyambut pesta
demokrasi ini banyak diwarnai aksi yang tidak menjunjung nilai-nilai demokrasi,
seperti praktik KKN, suap, manipulasi data, dan yang paling marak saat ini
adalah serangan fajar. Serangan fajar terjadi diberbagai wilayah dengan
berbagai model seperti pemberian uang langsung, iming-iming janji, lewat paket,
hingga janji pemberian kekayaan. Kemiskinan masyarakat menjadi tangkapan utama
para partai politik untuk membeli suara mereka dengan umpan uang yang yang
melimpah.
3.
Serangan fajar
yang terjadi menimbulkan kemerosotan moral dan hilangnya idealisme. Masyarakat
memilih tidak dengan sesuai hati nurani tetapi dengan banyaknya suapan uang
yang diberikan. Sehingga terciptalah pemimpin dan parpol yang korupsi serta
pada akhirnya jalannya demokrasi ternodai.
4.
Pemuda sebagai
“agent of change” telah memperlihatkan peran aktifnya dalam melakukan perubahan
mulai tahun 1908,
1928, 1945, 1966, dan tahun-tahun selanjutnya hingga masa kini. Jumlahanya
yang banyak mendominasi kurang lebih 64 juta orang, sangat mempengaruhi pesta
demokrasi yang akan menentukan wajah Indonesia di masa mendatang.
5.
Pemuda harus bersikap
DAKNOTIS (muda, aktif, kreatif, inovatif, dan kritis). Pemuda adalah aktivis
dunia maya yang paling mendominasi. Seiring perkembangan zaman, sekarang sudah
ada program desa internet yang digalakkan diberbagai desa di Indonesia.
Sehingga pemuda-pemuda yang ada di desa sudah terjangkau oleh internet. Fasilitas
internet ini seharusnya dimanfaatkan pemuda untuk mengikuti perkembangan pemilu
dan politik di Indonesia. Mulai dari parpol hingga karakteristik calon yang
dipromosikan. Pemuda merupakan benih-benih pemilih cerdas yang memilih tawaran
produk pemerintahan yang berkualitas.
6.
Pemuda harus
berkontribusi menggalakkan aksi nyata terhadap demokrasi lewat
kegiatan-kegiatan kepemudaan, dan kegiatan-kegiatan yang berdampak positif bagi
lingkungan dan masyarakat sekitar seperti orasi, sosialisasi, prestasi, hingga
keahlian yang membanggakan negara.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar