Topik : Kekerasan
terhadap Anak-anak dan Perempuan
Nama : Innaya Tiara
Puspa
Bicara “Kekerasan”,Bicarakan Kami !
Perempuan dan anak merupakan tokoh
yang sangat berpengaruh terhadap maju atau mundurnya suatu bangsa. Karena
dibalik negara yang maju terdapat perempuan-perempuan yang hebat dibelakangnya.
Mengapa begitu? Karena para pemimpin negara yang hebat dan berkualitas tercipta
dari dukungan seorang perempuan. Hebatnya lagi, perempuan merupakan tiang suatu
negara, rusaknya perempuan di suatu negara akan rusak pula negaranya. Begitu
penting peran seorang perempuan terhadap kemajuan suatu bangsa ini. Anak-anak pun juga ikut berkontribusi besar dalam
memainkan perannya di era demokrasi ini. Anak-anak sebagai generasi penerus
bangsa, memiliki ide-ide besar yang akan memajukan negara ini kelak. Generasi
merekalah yang akan menentukan kemajuan atau kemunduran suatu negara. Itu
tergantung dari moral serta kualitas yang dimiliki generasi tersebut.
Perempuan
dan anak menjadi suatu hal yang sangat
wajib dikhawatirkan dan diperhatikan saat ini. Mengapa? pasalnya,di zaman
demokrasi ini perempuan dan anak seperti kehilangan kedudukan dan derajatnya. Sedikit
demi sedikit, hak-hak perempuan dan anak mulai menghilang. Pemenuhan akan
hak-hak terhadap perempuan dan anak sudah mulai tertinggal dan diabaikan. Hak
asasi manusia pun tidak sanggup menangani kasus-kasus yang ada. Mulai dari
kasus kelas teri hingga kasus kelas kakap. Mungkin hanya sebagian yang bisa
ditangani. Dimana fungsi demokrasi ? apakah suara perempuan dan anak ini tidak terdengar
hingga meja para pejabat?
Moral
bangsa ini mungkin sudah diujung jurang. Seperti diri yang kehilangan budi
pekertinya. Perempuan dan anak pun menjadi objek utama sebagai pelampiasan dari
kemerosotan moral tersebut. Angka kekerasan terhadap anak dan perempuan semakin
tahun semakin tajam dan sayangnya, hiruk-pikuk kekerasan masih selalu terdengar
dimana-mana. Kekerasan yang kerap kali terjadi tak pandang bulu, mulai dari
kekerasan pada fisik hingga psikis. Siapa yang melakukannya? Laki-laki yang
tidak bermoral lah yang menjadi aktor utama dari panggung cerita ini. Sifat
lelaki yang didominasi atau diindikasikan seperti bertanggung jawab, pengayom, dan
pemimpin mungkin hanya topeng belaka bagi yang memiliki moral tidak berkualitas.
Dibalik itu semua, sebagian dari lelaki masih melakukan tindakan yang melampaui
batas kewajaran terhadap perempuan dan anak.



Bentuk kekerasan yang sering kali terjadi pada perempuan dan anak menimbulkan dampak yang sangat buruk bagi korban kekerasan. Seperti penderitaan ,kesengsaraan, depresi, stress, cacat fisik hingga cacat mental. Sangat tragis dampak yang terjadi pada korban. Perlu perhatian dan pertanggungjawaban untuk mengatasi kasus-kasus tersebut .
Aksi
nyata pemerintah untuk menangani masalah ini masih dianggap abu-abu. Hanya
sebagian yang dapat ditangani dari banyak kasus yang ada. Menurut laporan
tahunan, kekerasan terhadap anak dan perempuan terus meningkat setiap tahunnya.
Menurut berita kompas, data laporan komisi nasional perlindungan anak pada
tahun 2013 lalu sangat mengejutkan, angka kekerasan terhadap anak nyaris naik
60% dari tahun 2012. "Sepanjang Januari-Desember 2013 telah menerima
laporan kasus kekerasan sebanyak 3.023 pengaduan kasus pelanggaran hak anak. 58
Persen di antaranya atau 1.620 merupakan kejahatan seksual. Jumlah ini setara
dengan 275 pengaduan pelanggaran hak anak setiap bulannya. Dari total 3.023,
meningkat 60 persen dibanding tahun 2012 yang berjumlah 1.383 kasus," kata
Ketua Komnas PA Arist Merdeka Sirait. Data yang telah ada membuktikan bahwa
lemahnya hukum dalam mengurus kasus kejahatan pada anak .
Belum
lagi kasus kekerasan pada perempuan . Menurut berita tempo, Komisi Nasional
Anti-Kekerasan terhadap Perempuan mencatat adanya peningkatan temuan korban
kekerasan pada perempuan. Komnas merekam 279.760 kasus kekerasan terhadap
perempuan terjadi sepanjang 2013, lebih besar dibandingkan tahun sebelumnya
yang berjumlah 216.156 kasus. Jumlah itu merupakan laporan yang masuk ke
Komnas. Adapun untuk 279.760 kasus yang dilaporkan dan ditangani selama 2013, sebanyak
263.285 kasus di antaranya ditangani oleh 359 pengadilan agama. Sedangkan
16.403 kasus ditangani oleh 195 lembaga mitra pengada layanan yang tersebar di
31 provinsi.
Kekerasan di ranah personal tercatat paling
tinggi. Ranah personal berarti pelakunya memiliki hubungan darah (ayah, kakak,
adik, paman, kakek), kekerabatan, perkawinan (suami), maupun relasi intim
(pacaran) dengan korban .Sebanyak 263.285 kasus yang diambil dari pengadilan
agama tercatat sebagai kekerasan yang terjadi di ranah personal terhadap istri.
Dari 16.403 kasus yang masuk dari lembaga mitra pengada layanan, kekerasan yang
terjadi di ranah personal tercatat 71 persen atau 11.719 kasus. Bagaimana
dengan tahun 2014 kini? Apakah masalah kekerasan terhadap anak dan perempuan
masih akan terus meningkat atau menurun ?
Untuk
menbantu mengatasi dan menangani kasus-kasus kekerasan terhdap anak dan
perempuan yang terus meningkat setiap tahunnya. Dibutuhkan dukungan serta
kepedulian dari semua pihak masyarakat terhadap hal tersebut. Organisasi
nasioanal maupun organisasi internasioanal juga sudah turut membantu dalam
meminimalisasi kasus-kasus kekerasan yang terjadi. Komisi nasional dan
badan-badan hukum juga ikut turut menggembleng kasus-kasus kekerasan yang
terjadi. Tetapi , masih saja banyak
kasus yang beredar . Faktor tersebut biasanya dipengaruhi oleh banyaknya korban
yang tidak melaporkannya ke aparat hukum .
Ada
sebuah cerita insfiratif , Ini semua berawal dari seorang bunga desa yang
merantau ke perkotaan untuk mencari pekerjaan, sebut saja namanya Ayu. Ayu
merantau ke perkotaan untuk memeperbaiki taraf hidup keluarganya. Ketika hidup
di kota, ia mengalami banyak tantangan hidup. Malam sudah sangat pekat, ia pun
sampai di kota, saat baru turun dari bus ,tasnya dicopet oleh para pencopet
bus. Padahal uang yang ia bawa adalah uang tabungan yang ia kumpulkan sejak
dari kecil yang memang dipergunakan untuk merantau ke kota, mencari kehidupan
dan pekerjaan yang lebih layak. Ia pun berteriak meminta tolong, tetapi tak ada
satupun yang mengheraninya. Ia pun meneruskan perjalanannya dengan hati bimbang
dan tak tahu arah. Lalu ia duduk didepan sebuah warung kopi yang kebetulan masih
buka pada waktu malam itu. Ia termenung dan selalu berharap akan ada orang baik
yang akan membantunya .
Di
malam tersebut, datang seorang pria
dengan perawakan tinggi kurus dan memakai jaket kulit, Tiba-tiba
menghampiri Ayu dan mencoba mendekatinya. Ayu pun mulai takut , tetapi pria
tersebut mencoba mendekatinya dengan perlahan. Si pria mulai mengawali perbincangannya
dengan Ayu dan Ayu pun mulai merespon perbincangan si pria. Ayu pun tidak takut
lagi , karena si pria ternyata bermaksud baik terhadap Ayu. Si pria pun
mengajak Ayu untuk menyewa sebuah tempat tinggal. Semua biaya kehidupan Ayu di
tanggung oleh pria tersebut. Ayu pun mulai merasa lega dan bersyukur karena
sudah dipertemukan oleh pria tersebut. Kehidupan Ayu di kota pun sekarang
terjamin.
Singkat
cerita, si pria mulai menaruh perasaannya kepada Ayu dan begitu juga
sebaliknya. Pria tersebut menyatakan perasaannya kepada Ayu dan mengajaknya
menikah. Ayu pun dengan ringannya menerima si pria, Ayu mulai menyimpan
perasaan terhadap si pria karena kebaikan si pria selama ini yang membantu kehidupan
Ayu di kota. Akhirnya Ayu pun menikah dengan pria tersebut. Ayu tinggal di rumah
yang sangat elit dan hidup berkecukupan.
Baru
beberapa minggu dari hari pernikahannya, Ayu merasa ada perubahan dari suaminya
tersebut. Suami Ayu sangat jarang dirumah dengan alasan lembur kerja. Suatu
malam, Ayu diajak makan malam dan jalan-jalan oleh suaminya. Ayu pun merasa
sangat senang sekali, sudah jarang Ayu diajak jalan oleh suaminya karena
suaminya sibuk dengan pekerjaannya. Lalu, Ayu sibuk memilih baju agar terlihat
cantik di hadapan suaminya. Dengan memakai gaun panjang dan jilbab yang terulur
panjang. Lalu, sang suami pun datang dan memberikan sebuah baju yang sangat
seksi dan terbuka. Saat pertama ayu terkejut dan tidak mau, lalu dibujuk oleh
sang suami hingga suaminya tersebut marah. Akhirnya Ayu pun menuruti permintaan
suaminya, dengan catatan untuk sekali ini saja. Ayu dan suminya pun pergi makan
malam. Sang suami bukan mengajaknya ke tempat makan malam malah mengajak Ayu ke
diskotik. Ayu dengan lugu dan polosnya,
ia tidak tahu tentang diskotik. Ia hanya mengikuti suaminya. Sesampai didalam
diskotik, Ayu di colek-colek oleh teman-teman suaminya, Ayu pun berteriak dan
marah. Tetapi suami Ayu malah memberikan ayu kepada teman-temannya. Untuk menjadi
teman tidur teman-temannya,tentunya dengan bayaran yang sangat mahal. Ternyata
Ayu diperjual belikan oleh suaminya sendiri. Ayu pun menangis terisak-isak dan
terus berteriak sekuat-kuatnya, mencoba untuk terus keluar dari ruang tersebut.
Ayu pun tak sanggup dan dipukul hingga pingsan. Akhirnya Ayu pun ditiduri hingga
pagi menjelang.
Pagi
harinya Ayu dijemput suaminya, Ayu sangat ketakutan terhadap suaminya dan
sangat tidak percaya bahwa suaminya bersikap seperti itu terhadapnya. Sang
suami lalu berubah 180 derajat, menjadi sangat arogan dan kasar. Di rumah, Ayu
sering dipukuli oleh suaminya, apabila Ayu tidak menuruti perintah suaminya. Bahkan
,sang suami sering memperjual belikan Ayu kepada klien-kliennya ketika suaminya
membutuhkan uang. Ayu tidak bisa lepas dari belenggu suaminya. Ketika malam menjelang, Ayu dikurung di dalam
gudang kosong dan suaminya mengajak
banyak perempuan cantik kedalam rumahnya untuk tidur bersamanya dan
menghiburnya. Setiap malam terus begitu dan begitu. Ayu sangat tegar menghadapi
ini semua, ia sangat menyesal memilih pria tersebut sebagai suaminya. Ia sangat
depresi dan hampir gila. walaupun begitu
Ayu selalu tabah dan mendoakan suami agar
diberi hidayah dan bertaubat.
Sampai
akhirnya, Ayu mengandung anak dan tak tahu itu anak siapa. Sang suami tidak
ingin mengakuinya dan mengatakan bahwa anak itu adalah anak haram. Ayu selalu
menjaga kandungannya walaupun terus mendapat tekanan di rumah elit tersebut. Ayu
sangat terpenjara di tempat tersebut, seperti burung cendrawasih di dalam
sangkar. Sudah berapa kali Ayu mencoba untuk kabur tetapi selalu ketahuan dan
dicambuk oleh sang suami. Sampai akhirnya sang bayi lahir, Ayu sangat gembira
dengan hal tersebut karena ia sudah menjadi seorang ibu. Anak tersebut ia beri
nama Aliya. Tetapi sang suami tidak mempedulikannya. Ketika sudah melahirkan, Ayu
mulai diperjual belikan lagi oleh suaminya, karena sang suami butuh uang. Sungguh
pahit kisah Ayu. Ayu terus bedoa agar suaminya dapat berubah dan ia selalu
mencoba untuk kabur dari rumah tersebut.
Ayu
pun merawat anaknya hingga tumbuh besar. Aliya ditelantarkan oleh bapaknya, karena
bapaknya merasa bahwa itu bukan anaknya, melainkan anak haram. Aliya pun tidak
disekolahkan dan hanya disiksa dirumah. Saat sudah besar, ternyata Aliya
mengalami cacat mental, seperti
anak-anak yang tidak normal. Aliya selalu membuat kerusuhan, keonaran, dan
kerusakan di dalam rumah. Suami Ayu pun sangat jengkel dengan sikap Aliya dan
selalu mencambuk dan memukulinya ketika Aliya membuat kerusuhan atau keonaran.
Direndam didalam air, dipukuli, dicambuk,
dijepit, dibanting, hingga dikurung sudah pernah Aliya rasakan semuanya. Bahkan
Aliya pernah diperkosa oleh bapaknya sendiri, sungguh tragis. Ayu sangat frustasi
dengan kehidupannya itu, ia selalu mencoba membantu Aliya. Tetapi Ayu tidak
bisa dan tidak berdaya, Ayu telah dipasung digudang oleh suaminya karena Ayu
mengidap penyakit HIV. Hingga berbulan-bula lamanya Ayu hanya menjalani
kehidupan dengan pasungan. Sampai akhirnya Aliya meninggal karena dibunuh oleh suaminya
sendiri. Karena suami Ayu sangat muak terhadap sikap Aliya. Ternyata organ
tubuh Aliya diperjualbelikan oleh bapaknya sendiri. Begitu mendengar berita
tentang anaknya tersebut, Ayu menjadi gila .
Suatu
malam, suami Ayu pun datang dengan membawa pisau menghampiri Ayu yang sedang
dipasung. Ayu sangat terkejut melihat sang suami dan ia berteriak-teriak tiada
hentinya , lalu tiba-tiba ia tertawa dan menangis . Sang suami pun sadar bahwa
Ayu telah gila dan tidak bermanfaat lagi untuknya. Saat itu sang suami sangat
membutuhkan uang, lalu ia menorehkan pisaunya ke kulit Ayu dan menguliti Ayu ,
hingga Ayu teriak merasa kesakitan. Organ tubuh Ayu di mutilasi untuk diperjual belikan seperti yang
dilakukan pada Aliya. Sungguh pahit hidup Ayu dan anaknya.
Ternyata
saat sang suami membunuh Ayu, ada seorang warga yang bertugas jaga malam yang melihatnya.
Warga tersebut pun langsung melaporkan hal tersebut kepada pihak yang berwajib.
Esoknya, kepolisisan mendatangi rumah suami Ayu tersebut dan menyegel rumah
tersebut. Suami Ayu pun tunduk terhadap kepolisian dan dijatuhi hukuman 40 tahun penjara. Akhirnya,
ia pun terbekam di jeruji penjara. Baru beberapa bulan di dalam kandang
penghianat, suami Ayu pun menyogok kepolisian dengan uang hasil penjualan organ
tubuh istrinya, Ayu. Pihak yang berwajib pun membebaskan suami Ayu dari penjara
tersebut. Suami Ayu pun mulai mencari mangsanya lagi untuk dijadikannya ladang
uang.
Dari
cerita tersebut, dapat terlihat dengan jelas, Kekerasan yang terjadi pada Ayu
dan anaknya sangatlah tragis. Mulai ditipu, diperjualbelikan, dan di bunuh. Pahit
sekali hidup yang dijalani oleh perempuan dan anak tersebut. Sang anak
ditelantarkan dan tidak dipenuhi haknya untuk dapat bersekolah dan teganya
bapaknya memperkosa anaknya sendiri. Aliya mempunyai nasib yang sama seperti
ibunya. Kematianlah akhir dari semua cerita ini. Sedangkan pelaku kekerasan
sangat mudah untuk bebas dari jeruji penjara tersebut. Sungguh lemah sekali
hukum menyikapi kasus kekerasan terhadap perempuan dan anak. Itulah gambaran
singkat mengenai hukum negara yang kurang
tegas dalam menangani kasus kekerasan terhadap perempuan dan anak.
Kekerasan
terhadap perempuan dan anak menjadi hal yang harus kita khawatirkan dan perangi
saat ini. Jangan biarkan kedudukan atau
hak perempuan dan anak ditindas oleh kemerosotan moral manusia. Moral yang
kehilangan jati dirinya telah merusak karakter yang telah tertanam. Sehingga
menyebabkan perilaku sosial yang tidak wajar dan melampaui batasan-batasannya. Kekerasan sudah tidak lagi menjadi hal yang
tabu di mata masyarakat, malah sudah menjadi hal yang biasa terjadi disekitar lingkungan
masyarakat.
Seharusnya
pemerintah, ormas-ormas, serta badan anti kekerasan lebih aktif lagi dalam
mensosialisasikan mengenai kekerasan terhadap anak-anak dan perempuan di
berbagai daerah, mulai dari daerah perkotaan hingga pedalaman. Sosialisasi
seharusnya lebih persuasif lagi dalam mengajak masyarakat untuk bertindak anti
kekerasan pada anak-anak dan perempuan. Agar masyarakat tahu pentingnya saling
menjaga hak asasi manusia dan bertindak sesuai moral dan adat istiadat. Karena
kita adalah budaya ketimuran yang harus merealisasikan semua kegiatan dan
perbuatan sesuai aturan dan hukum yang ada. Dengan pembentukan ormas-ormas anti
kekerasan pada anak-anak dan perempuan juga sangat mendukung. Sebaiknya setiap
RT/RW memiliki ormas yang mengatur dan mengantisipasi tindak perbuatan
kekerasan di lingkungannya.
Sudah
sepantasnya, kita sebagai masyarakat ikut bertanggung jawab dalam menangani hal
tersebut. Pemerintah dan organisasi nasional maupun organisasi internasional
yang berkecipung di gerakan anti kekerasan terhadap perempuan dan anak,
seharusnya lebih aktif dan merespon tinggi terhadap keadaan-keadaan yang
mencekam ataupun menindas perempuan dan anak. Kita sebagai masyarakat
seharusnya sangat mendukung mengenai hal tersebut, dengan ikut berpartisipasi
dalam memusnahkan kode-kode kekerasan yang ada di lingkungan kita.
Ini
sudah zamannya demokrasi, sudah seharusnya pemerintah mendengar suara perempuan
dan anak yang tertindas di belenggu kekerasan. Hukum juga harus lebih tegas dan
adil dalam menangani kasus ini, hukum sebagai aturan yang dibuat untuk
menjerakan pelaku pelanggarnya bukan malah mempermudah pelaku untuk terus
melanggar. Kekuatan hukum dalam kasus ini seharusnya lebih mengedepankan
kebenaran dan hak asasi manusia. Lemahnya kekuatan hukum dalam konteks ini
hanya akan menyengsarakan korban dan mempermudah pelaku pelanggaran untuk
mengulangi kesalahannya. Hukum harus lebih tegas !.
mantap kak essay nya (y)
BalasHapusKeren, semoga bermanfaat bagi yang lain
BalasHapusdaftar pustakanya apa mba?
BalasHapus