Selasa, 24 Juni 2014

Contoh Essay Kekerasan terhadap Anak-anak dan Perempuan



Topik : Kekerasan terhadap Anak-anak dan Perempuan
Nama : Innaya Tiara Puspa

Bicara “Kekerasan”,Bicarakan Kami !
            Perempuan dan anak merupakan tokoh yang sangat berpengaruh terhadap maju atau mundurnya suatu bangsa. Karena dibalik negara yang maju terdapat perempuan-perempuan yang hebat dibelakangnya. Mengapa begitu? Karena para pemimpin negara yang hebat dan berkualitas tercipta dari dukungan seorang perempuan. Hebatnya lagi, perempuan merupakan tiang suatu negara, rusaknya perempuan di suatu negara akan rusak pula negaranya. Begitu penting peran seorang perempuan terhadap kemajuan suatu bangsa ini. Anak-anak  pun juga ikut berkontribusi besar dalam memainkan perannya di era demokrasi ini. Anak-anak sebagai generasi penerus bangsa, memiliki ide-ide besar yang akan memajukan negara ini kelak. Generasi merekalah yang akan menentukan kemajuan atau kemunduran suatu negara. Itu tergantung dari moral serta kualitas yang dimiliki generasi tersebut.
Perempuan dan anak menjadi  suatu hal yang sangat wajib dikhawatirkan dan diperhatikan saat ini. Mengapa? pasalnya,di zaman demokrasi ini perempuan dan anak seperti kehilangan kedudukan dan derajatnya. Sedikit demi sedikit, hak-hak perempuan dan anak mulai menghilang. Pemenuhan akan hak-hak terhadap perempuan dan anak sudah mulai tertinggal dan diabaikan. Hak asasi manusia pun tidak sanggup menangani kasus-kasus yang ada. Mulai dari kasus kelas teri hingga kasus kelas kakap. Mungkin hanya sebagian yang bisa ditangani. Dimana fungsi demokrasi ? apakah suara perempuan dan anak ini tidak terdengar hingga meja para pejabat?
Moral bangsa ini mungkin sudah diujung jurang. Seperti diri yang kehilangan budi pekertinya. Perempuan dan anak pun menjadi objek utama sebagai pelampiasan dari kemerosotan moral tersebut. Angka kekerasan terhadap anak dan perempuan semakin tahun semakin tajam dan sayangnya, hiruk-pikuk kekerasan masih selalu terdengar dimana-mana. Kekerasan yang kerap kali terjadi tak pandang bulu, mulai dari kekerasan pada fisik hingga psikis. Siapa yang melakukannya? Laki-laki yang tidak bermoral lah yang menjadi aktor utama dari panggung cerita ini. Sifat lelaki yang didominasi atau diindikasikan seperti bertanggung jawab, pengayom, dan pemimpin mungkin hanya topeng belaka bagi yang memiliki moral tidak berkualitas. Dibalik itu semua, sebagian dari lelaki masih melakukan tindakan yang melampaui batas kewajaran terhadap perempuan dan anak.
Text Box: KEKERASAN TERHADAP ANAKText Box: KEKERASAN TERHADAP PEREMPUAN            Perempuan dan anak, nyatannya masih tertindas di negara hukum ini. Faktanya,berita mengenai kekerasan terhadap perempuan dan anak masih sering terdengar. Kekerasan pada perempuan yaitu seperti, pemerkosaaan, pelecehan seksual, perdangangan perempuan, kekerasan fisik, kekerasan psikis, kekerasan dalam rumah tangga, dll. Kekerasan terhadap anak yang sering kali terjadi adalah kekerasan pada fisik, seksual, psikis, serta pemaksaan kerja dibawah umur. Sungguh menyedihkan, ternyata masih banyak perempuan dan anak yang tertindas di negara hukum ini. Pemenuhan hak-hak kemanusian seakan hanya janji semata.


            Bentuk kekerasan yang sering kali terjadi pada perempuan dan anak menimbulkan dampak yang sangat buruk bagi korban kekerasan. Seperti penderitaan ,kesengsaraan, depresi, stress, cacat fisik hingga cacat mental. Sangat tragis dampak yang terjadi pada korban. Perlu perhatian dan pertanggungjawaban untuk mengatasi kasus-kasus tersebut .
Aksi nyata pemerintah untuk menangani masalah ini masih dianggap abu-abu. Hanya sebagian yang dapat ditangani dari banyak kasus yang ada. Menurut laporan tahunan, kekerasan terhadap anak dan perempuan terus meningkat setiap tahunnya. Menurut berita kompas, data laporan komisi nasional perlindungan anak pada tahun 2013 lalu sangat mengejutkan, angka kekerasan terhadap anak nyaris naik 60% dari tahun 2012. "Sepanjang Januari-Desember 2013 telah menerima laporan kasus kekerasan sebanyak 3.023 pengaduan kasus pelanggaran hak anak. 58 Persen di antaranya atau 1.620 merupakan kejahatan seksual. Jumlah ini setara dengan 275 pengaduan pelanggaran hak anak setiap bulannya. Dari total 3.023, meningkat 60 persen dibanding tahun 2012 yang berjumlah 1.383 kasus," kata Ketua Komnas PA Arist Merdeka Sirait. Data yang telah ada membuktikan bahwa lemahnya hukum dalam mengurus kasus kejahatan pada anak .
Belum lagi kasus kekerasan pada perempuan . Menurut berita tempo, Komisi Nasional Anti-Kekerasan terhadap Perempuan mencatat adanya peningkatan temuan korban kekerasan pada perempuan. Komnas merekam 279.760 kasus kekerasan terhadap perempuan terjadi sepanjang 2013, lebih besar dibandingkan tahun sebelumnya yang berjumlah 216.156 kasus. Jumlah itu merupakan laporan yang masuk ke Komnas. Adapun untuk 279.760 kasus yang dilaporkan dan ditangani selama 2013, sebanyak 263.285 kasus di antaranya ditangani oleh 359 pengadilan agama. Sedangkan 16.403 kasus ditangani oleh 195 lembaga mitra pengada layanan yang tersebar di 31 provinsi.
 Kekerasan di ranah personal tercatat paling tinggi. Ranah personal berarti pelakunya memiliki hubungan darah (ayah, kakak, adik, paman, kakek), kekerabatan, perkawinan (suami), maupun relasi intim (pacaran) dengan korban .Sebanyak 263.285 kasus yang diambil dari pengadilan agama tercatat sebagai kekerasan yang terjadi di ranah personal terhadap istri. Dari 16.403 kasus yang masuk dari lembaga mitra pengada layanan, kekerasan yang terjadi di ranah personal tercatat 71 persen atau 11.719 kasus. Bagaimana dengan tahun 2014 kini? Apakah masalah kekerasan terhadap anak dan perempuan masih akan terus meningkat atau menurun ?
Untuk menbantu mengatasi dan menangani kasus-kasus kekerasan terhdap anak dan perempuan yang terus meningkat setiap tahunnya. Dibutuhkan dukungan serta kepedulian dari semua pihak masyarakat terhadap hal tersebut. Organisasi nasioanal maupun organisasi  internasioanal juga sudah turut membantu dalam meminimalisasi kasus-kasus kekerasan yang terjadi. Komisi nasional dan badan-badan hukum juga ikut turut menggembleng kasus-kasus kekerasan yang terjadi.  Tetapi , masih saja banyak kasus yang beredar . Faktor tersebut biasanya dipengaruhi oleh banyaknya korban yang tidak melaporkannya ke aparat hukum .
Ada sebuah cerita insfiratif , Ini semua berawal dari seorang bunga desa yang merantau ke perkotaan untuk mencari pekerjaan, sebut saja namanya Ayu. Ayu merantau ke perkotaan untuk memeperbaiki taraf hidup keluarganya. Ketika hidup di kota, ia mengalami banyak tantangan hidup. Malam sudah sangat pekat, ia pun sampai di kota, saat baru turun dari bus ,tasnya dicopet oleh para pencopet bus. Padahal uang yang ia bawa adalah uang tabungan yang ia kumpulkan sejak dari kecil yang memang dipergunakan untuk merantau ke kota, mencari kehidupan dan pekerjaan yang lebih layak. Ia pun berteriak meminta tolong, tetapi tak ada satupun yang mengheraninya. Ia pun meneruskan perjalanannya dengan hati bimbang dan tak tahu arah. Lalu ia duduk didepan sebuah warung kopi yang kebetulan masih buka pada waktu malam itu. Ia termenung dan selalu berharap akan ada orang baik yang akan membantunya .
Di malam tersebut, datang seorang pria  dengan perawakan tinggi kurus dan memakai jaket kulit, Tiba-tiba menghampiri Ayu dan mencoba mendekatinya. Ayu pun mulai takut , tetapi pria tersebut mencoba mendekatinya dengan perlahan. Si pria mulai mengawali perbincangannya dengan Ayu dan Ayu pun mulai merespon perbincangan si pria. Ayu pun tidak takut lagi , karena si pria ternyata bermaksud baik terhadap Ayu. Si pria pun mengajak Ayu untuk menyewa sebuah tempat tinggal. Semua biaya kehidupan Ayu di tanggung oleh pria tersebut. Ayu pun mulai merasa lega dan bersyukur karena sudah dipertemukan oleh pria tersebut. Kehidupan Ayu di kota pun sekarang terjamin.
Singkat cerita, si pria mulai menaruh perasaannya kepada Ayu dan begitu juga sebaliknya. Pria tersebut menyatakan perasaannya kepada Ayu dan mengajaknya menikah. Ayu pun dengan ringannya menerima si pria, Ayu mulai menyimpan perasaan terhadap si pria karena kebaikan si pria selama ini yang membantu kehidupan Ayu di kota. Akhirnya Ayu pun menikah dengan pria tersebut. Ayu tinggal di rumah yang sangat elit dan hidup berkecukupan.
Baru beberapa minggu dari hari pernikahannya, Ayu merasa ada perubahan dari suaminya tersebut. Suami Ayu sangat jarang dirumah dengan alasan lembur kerja. Suatu malam, Ayu diajak makan malam dan jalan-jalan oleh suaminya. Ayu pun merasa sangat senang sekali, sudah jarang Ayu diajak jalan oleh suaminya karena suaminya sibuk dengan pekerjaannya. Lalu, Ayu sibuk memilih baju agar terlihat cantik di hadapan suaminya. Dengan memakai gaun panjang dan jilbab yang terulur panjang. Lalu, sang suami pun datang dan memberikan sebuah baju yang sangat seksi dan terbuka. Saat pertama ayu terkejut dan tidak mau, lalu dibujuk oleh sang suami hingga suaminya tersebut marah. Akhirnya Ayu pun menuruti permintaan suaminya, dengan catatan untuk sekali ini saja. Ayu dan suminya pun pergi makan malam. Sang suami bukan mengajaknya ke tempat makan malam malah mengajak Ayu ke diskotik.  Ayu dengan lugu dan polosnya, ia tidak tahu tentang diskotik. Ia hanya mengikuti suaminya. Sesampai didalam diskotik, Ayu di colek-colek oleh teman-teman suaminya, Ayu pun berteriak dan marah. Tetapi suami Ayu malah memberikan ayu kepada teman-temannya. Untuk menjadi teman tidur teman-temannya,tentunya dengan bayaran yang sangat mahal. Ternyata Ayu diperjual belikan oleh suaminya sendiri. Ayu pun menangis terisak-isak dan terus berteriak sekuat-kuatnya, mencoba untuk terus keluar dari ruang tersebut. Ayu pun tak sanggup dan dipukul hingga pingsan. Akhirnya Ayu pun ditiduri hingga pagi menjelang.
Pagi harinya Ayu dijemput suaminya, Ayu sangat ketakutan terhadap suaminya dan sangat tidak percaya bahwa suaminya bersikap seperti itu terhadapnya. Sang suami lalu berubah 180 derajat, menjadi sangat arogan dan kasar. Di rumah, Ayu sering dipukuli oleh suaminya, apabila Ayu tidak menuruti perintah suaminya. Bahkan ,sang suami sering memperjual belikan Ayu kepada klien-kliennya ketika suaminya membutuhkan uang. Ayu tidak bisa lepas dari belenggu suaminya.  Ketika malam menjelang, Ayu dikurung di dalam gudang kosong  dan suaminya mengajak banyak perempuan cantik kedalam rumahnya untuk tidur bersamanya dan menghiburnya. Setiap malam terus begitu dan begitu. Ayu sangat tegar menghadapi ini semua, ia sangat menyesal memilih pria tersebut sebagai suaminya. Ia sangat depresi dan hampir gila.  walaupun begitu Ayu selalu tabah dan mendoakan suami agar  diberi hidayah dan bertaubat.
Sampai akhirnya, Ayu mengandung anak dan tak tahu itu anak siapa. Sang suami tidak ingin mengakuinya dan mengatakan bahwa anak itu adalah anak haram. Ayu selalu menjaga kandungannya walaupun terus mendapat tekanan di rumah elit tersebut. Ayu sangat terpenjara di tempat tersebut, seperti burung cendrawasih di dalam sangkar. Sudah berapa kali Ayu mencoba untuk kabur tetapi selalu ketahuan dan dicambuk oleh sang suami. Sampai akhirnya sang bayi lahir, Ayu sangat gembira dengan hal tersebut karena ia sudah menjadi seorang ibu. Anak tersebut ia beri nama Aliya. Tetapi sang suami tidak mempedulikannya. Ketika sudah melahirkan, Ayu mulai diperjual belikan lagi oleh suaminya, karena sang suami butuh uang. Sungguh pahit kisah Ayu. Ayu terus bedoa agar suaminya dapat berubah dan ia selalu mencoba untuk kabur dari rumah tersebut.
Ayu pun merawat anaknya hingga tumbuh besar. Aliya ditelantarkan oleh bapaknya, karena bapaknya merasa bahwa itu bukan anaknya, melainkan anak haram. Aliya pun tidak disekolahkan dan hanya disiksa dirumah. Saat sudah besar, ternyata Aliya mengalami cacat mental,  seperti anak-anak yang tidak normal. Aliya selalu membuat kerusuhan, keonaran, dan kerusakan di dalam rumah. Suami Ayu pun sangat jengkel dengan sikap Aliya dan selalu mencambuk dan memukulinya ketika Aliya membuat kerusuhan atau keonaran. Direndam  didalam air, dipukuli, dicambuk, dijepit, dibanting, hingga dikurung sudah pernah Aliya rasakan semuanya. Bahkan Aliya pernah diperkosa oleh bapaknya sendiri, sungguh tragis. Ayu sangat frustasi dengan kehidupannya itu, ia selalu mencoba membantu Aliya. Tetapi Ayu tidak bisa dan tidak berdaya, Ayu telah dipasung digudang oleh suaminya karena Ayu mengidap penyakit HIV. Hingga berbulan-bula lamanya Ayu hanya menjalani kehidupan dengan pasungan. Sampai akhirnya Aliya meninggal karena dibunuh oleh suaminya sendiri. Karena suami Ayu sangat muak terhadap sikap Aliya. Ternyata organ tubuh Aliya diperjualbelikan oleh bapaknya sendiri. Begitu mendengar berita tentang anaknya tersebut, Ayu menjadi gila . 
Suatu malam, suami Ayu pun datang dengan membawa pisau menghampiri Ayu yang sedang dipasung. Ayu sangat terkejut melihat sang suami dan ia berteriak-teriak tiada hentinya , lalu tiba-tiba ia tertawa dan menangis . Sang suami pun sadar bahwa Ayu telah gila dan tidak bermanfaat lagi untuknya. Saat itu sang suami sangat membutuhkan uang, lalu ia menorehkan pisaunya ke kulit Ayu dan menguliti Ayu , hingga Ayu teriak merasa kesakitan. Organ tubuh Ayu di mutilasi  untuk diperjual belikan seperti yang dilakukan pada Aliya. Sungguh pahit hidup Ayu dan anaknya.
Ternyata saat sang suami membunuh Ayu, ada seorang warga yang bertugas jaga malam yang melihatnya. Warga tersebut pun langsung melaporkan hal tersebut kepada pihak yang berwajib. Esoknya, kepolisisan mendatangi rumah suami Ayu tersebut dan menyegel rumah tersebut. Suami Ayu pun tunduk terhadap kepolisian  dan dijatuhi hukuman 40 tahun penjara. Akhirnya, ia pun terbekam di jeruji penjara. Baru beberapa bulan di dalam kandang penghianat, suami Ayu pun menyogok kepolisian dengan uang hasil penjualan organ tubuh istrinya, Ayu. Pihak yang berwajib pun membebaskan suami Ayu dari penjara tersebut. Suami Ayu pun mulai mencari mangsanya lagi untuk dijadikannya ladang uang.
Dari cerita tersebut, dapat terlihat dengan jelas, Kekerasan yang terjadi pada Ayu dan anaknya sangatlah tragis. Mulai ditipu, diperjualbelikan, dan di bunuh. Pahit sekali hidup yang dijalani oleh perempuan dan anak tersebut. Sang anak ditelantarkan dan tidak dipenuhi haknya untuk dapat bersekolah dan teganya bapaknya memperkosa anaknya sendiri. Aliya mempunyai nasib yang sama seperti ibunya. Kematianlah akhir dari semua cerita ini. Sedangkan pelaku kekerasan sangat mudah untuk bebas dari jeruji penjara tersebut. Sungguh lemah sekali hukum menyikapi kasus kekerasan terhadap perempuan dan anak. Itulah gambaran singkat mengenai hukum negara yang  kurang tegas dalam menangani kasus kekerasan terhadap perempuan dan anak.
Kekerasan terhadap perempuan dan anak menjadi hal yang harus kita khawatirkan dan perangi saat ini. Jangan biarkan kedudukan  atau hak perempuan dan anak ditindas oleh kemerosotan moral manusia. Moral yang kehilangan jati dirinya telah merusak karakter yang telah tertanam. Sehingga menyebabkan perilaku sosial yang tidak wajar dan melampaui batasan-batasannya.  Kekerasan sudah tidak lagi menjadi hal yang tabu di mata masyarakat, malah sudah menjadi hal yang biasa terjadi disekitar lingkungan masyarakat.
Seharusnya pemerintah, ormas-ormas, serta badan anti kekerasan lebih aktif lagi dalam mensosialisasikan mengenai kekerasan terhadap anak-anak dan perempuan di berbagai daerah, mulai dari daerah perkotaan hingga pedalaman. Sosialisasi seharusnya lebih persuasif lagi dalam mengajak masyarakat untuk bertindak anti kekerasan pada anak-anak dan perempuan. Agar masyarakat tahu pentingnya saling menjaga hak asasi manusia dan bertindak sesuai moral dan adat istiadat. Karena kita adalah budaya ketimuran yang harus merealisasikan semua kegiatan dan perbuatan sesuai aturan dan hukum yang ada. Dengan pembentukan ormas-ormas anti kekerasan pada anak-anak dan perempuan juga sangat mendukung. Sebaiknya setiap RT/RW memiliki ormas yang mengatur dan mengantisipasi tindak perbuatan kekerasan di lingkungannya.
Sudah sepantasnya, kita sebagai masyarakat ikut bertanggung jawab dalam menangani hal tersebut. Pemerintah dan organisasi nasional maupun organisasi internasional yang berkecipung di gerakan anti kekerasan terhadap perempuan dan anak, seharusnya lebih aktif dan merespon tinggi terhadap keadaan-keadaan yang mencekam ataupun menindas perempuan dan anak. Kita sebagai masyarakat seharusnya sangat mendukung mengenai hal tersebut, dengan ikut berpartisipasi dalam memusnahkan kode-kode kekerasan yang ada di lingkungan kita.
Ini sudah zamannya demokrasi, sudah seharusnya pemerintah mendengar suara perempuan dan anak yang tertindas di belenggu kekerasan. Hukum juga harus lebih tegas dan adil dalam menangani kasus ini, hukum sebagai aturan yang dibuat untuk menjerakan pelaku pelanggarnya bukan malah mempermudah pelaku untuk terus melanggar. Kekuatan hukum dalam kasus ini seharusnya lebih mengedepankan kebenaran dan hak asasi manusia. Lemahnya kekuatan hukum dalam konteks ini hanya akan menyengsarakan korban dan mempermudah pelaku pelanggaran untuk mengulangi kesalahannya. Hukum harus lebih tegas !.


3 komentar: